Selamat datang di Nanjing

Nanjing  (baca = nancing)

Jangan baca nama kota ini dengan pelafalan khas Indonesia, karena bila salah dipelesetkan nama seekor hewan tokoh utama dalam film hachiko lah yang muncul. Seorang kerabat mengatakan demikian.

Nanjing dari dua suku kata Nan 南 berarti selatan dan Jing 京  berarti ibukota. Nanjing南京 berarti ibukota selatan. jauh-jauh hari sebelum Beijing北京 (ibukota utara) didaulat sebagai ibukota. Nanjing lah kota yang terlebih dulu menjadi ibukota China. Peristiwa sedih dan mengenaskan yang terjadi di Nanjing karena serangan tentara Jepang menyebabkan ibukota dipindahkan ke utara. Nanjing luluh lantak di masa lalu, kurang lebih 300 000jiwa tak berdosa melayang. Dan peristiwa ini tidak pernah bisa dilupakan oleh satu orang pun di Nanjing.

indo nanjing

Sebuah museum kuburan massal di Nanjing dibangun untk mengenang para korban. Dan di sebuah pamflet yang diletakkan di dalamnya tertulis, “Forgivable but unforgettable”. Yah kejadian itu memang dapat dimaafkan dengan jiwa berbesar hati dan kelapangan dada. Namun jelas tidak bisa dilupakan, dan selalu diperingatkan ke setiap generasinya untuk tidak melupakan sejarah.

Saya tersentil dan ingat akan jargon jas merah Soekarno yang selalu digembar-gemborkan pemimpin negeri, namun  ironisnya, sudah terlalu banyak anak muda Indonesia yang melupakan sejarah perjalanan bangsanya. Saya ngeri membayangkan bila ada pamphlet di Indonesia yang bertuliskan “Unfotunate forgettable “

Saya tiba dan 2 koper saya itu, batuk yang saya bawa dari Inonesia dan pusing akibat jetlag, akhirnya sampai juga di Nanjing. Dan semuanya tiba-tiba menguap. Nanjing sedang sangat terik. Suhu udara 32 derajat, masih summer. Saya kaget akan lautan manusia yang keluar dari setiap gate kereta menuju exit. Subhanallah, sebegini banyaknya manusia, dan saya bisa saja tiba-tiba sesak. Inilah China dengan populasi manusia terbanyak di dunia.

Dari Nanjing Railway Station, Kami diantarkan ke asrama foreign student di  Xianlin. Disambut suka cita oleh pegawai registrasi, dan berkenalan dengan puluhan wajah non-Chinese lainnya. Entah ini fase seperti apa, tapi dengan nama Allah, mari melangkah.

Author: Estisisme

ESTI MARYANTI IPAENIM | Working Mom who's busy creating content. Magister of Art & Literature from Nanjing Normal University China | Neuroscience enthusiast| Government TV Broadcaster

Leave a comment