The Reading Room Kemang: Resto Rasa Perpus

IMG_20170731_233704
Saya dan Suami di Lantai 1 The Reading Room Kemang

Apa kamu tipe yang suka pilih-pilih tempat makan karena mau suasana yang unik dan beda dari biasanya? Apakah kamu urbaners yang ingin tempat yang bukan hanya bisa menyediakan makanan enak untuk perut, tapi juga makanan cerdas untuk otak dan sekaligus view yang asik untuk menambah koleksi foto Instagram? Atau kamu adalah pecinta buku yang suka tempat untuk me-time dengan buku-bukumu?

Kalau memang demikian, The Reading Room Kemang harus masuk dalam bucket list kamu untuk tempat makan unik yang perlu kamu datangi di Jakarta.

Pertama kali saya berkunjung ke The Reading Room Kemang, saya langsung menyukai vibe tempat ini. Dengan konsep library café, The Reading Room sukses menjadi tempat paling gokil untuk para urbaners pecinta buku.

Ketika melewati pintu masuknya saya langsung disodori pemandangan perpustakaan di mana beberapa rak besar ditempatkan di berbagai spot yang didalamnya ditata apik dengan buku-buku impor maupun domestik dengan beragam genre. Buku-buku itu bisa dibaca selama pengunjung ada di area perpustakaan, upps.. maksud saya restoran ini.

Sempat berbincang dengan salah satu petugas restorannya, saya diberi tahu bahwa ternyata pemilik The Reading Room Kemang ini adalah Richard Oh, sutradara kawakan Indonesia yang juga pecinta sastra. Dan buku-buku yang ada di sana semuanya adalah koleksi dari si pemiliknya sendiri. Wah luar biasa, jumlahnya mungkin bisa mencapai ribuan. Dan menurut saya, adalah ide yang brilian membuat passion menjadi income, isn’t it?

cof
Surga Pecinta Buku

Lagipula sudah banyak kafe dan restoran yang menyajikan view beraneka ragam, tapi tidak banyak bukan yang menawarkan pemandangan dan suasana real perpustakaan? Karena sejak kapan sih, kamu bisa makan di perpustakaan? Ya Cuma di The Reading Room Kemang ini, yang bisa begitu

Meskipun buat saya yang pecinta buku, rasanya agak was-was melihat para pengunjungnya makan sementara ada buku-buku di mejanya. Ada pula yang ngemil sambil tetap memegang buku bacaannya. Hmm, apa pemilik The Reading Room Kemang gak takut kalau buku-bukunya rusak atau kotor?

“Ada buku-buku yang memang sengaja dibiarkan untuk diakses oleh pengunjung. Dan kami punya staff khusus untuk memelihara buku dan rak. Tapi ada juga lemari buku yang dikunci dengan pintu kaca. Itu khusus buku-buku dan arsip-arsip lama ensiklopedia kesayangan si pemilik yang memang dilarang untuk diakses selain oleh si pemilik sendiri.” Kata si petugasnya.

Tapi setelah saya lihat-lihat, yang bisa diakses pembaca ternyata lebih banyak. Bahkan ada pula buku-buku yang bisa dibeli oleh pengunjung. So, ini bukan sekedar two in one experinece, tapi three in one; restoran, perpustakaan sekaligus toko buku.

The Reading Room terdiri atas tiga lantai. Lantai pertama adalah area tanpa rokok. Di lantai ini sebuah sofa yang cozy dan empuk di posisikan di middle spot di kelilingi rak-rak. Middle spot ini sangat menarik perhatian saya. Seolah sebuah ruang tamu, sofa itu memberikan kesan homey. Lalu ada banyak beberapa meja dan sepasang kursi. Sepertinya lantai satu ini lebih diperuntukkan untuk pengunjung yang datang berpasangan.

sdr
Pojok favorit di Lantai 2 The Reading Room Kemang

Sedangkan untuk pengunjung yang merokok, lantai dua adalah tempatnya. Hasil pantauan saya selama berkunjung ke The Reading Kemang, lantai dua ini biasanya penuh dengan pengunjung yang sedang mengerjakan tugas dan mengerjakan kerjaan kantor. Selain itu banyak juga acara-acara diskusi komunitas dan mini talkshow yang diadakan di Lantai tersebut. Jadi kalau lantai satu terkesan tenang seperti perpustakaan pada umumnya, di lantai dua ini, ada sensasi perpustakaan yang bising.

Lantai tiga masih merupakan misteri buat saya karena memang belum pernah naik sampai ke lantai tiga sih, tapi dengar-dengar di lantai tiga terdapat mini theatre yang biasanya dipakai untuk screening film-nya si owner. Dan bahkan ini juga tempat kongkownya si pemilik dengan teman-temannya yang juga terkenal sseperti ineas Joko Anwar dan penulis kondang Eka Kurniawan. Sayangnya, setiap kali ke sana saya belum beruntung bertemu dengan seniman-seniman tanah air itu.

Nah, sebagai kafe atau restoran, tentunya kita tetap harus menilai menu makanan dan minuman apa yang ditawarkan di The Reading Room Kemang. Karena walaupun mungkin pengunjung yang datang hanya pecinta buku, mereka tidak mungkin hanya singgah sesaat. Para pembaca akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk tenggelam dalam bukunya, atau dengan laptopnya, karena tempat ini memang dirancang untuk berlama-lama ditongkrongi. Dan semakin lama hunting buku,semakin lama nongkrong, pasti semakin lapar dan haus tentunya.

Ternyata The Reading Room Kemang menyediakan menu yang tak kalah beragam dengan beragam bukunya. Mulai dari makaroni panggang, pasta, pizza carbonara hingga cemilan ngopi yang pas seperti pisang bakarnya yang maknyus, enak banget! Untuk minuman ada es krim coklat, jus-jus segar, hingga berbagai jenis kopi yang menurut suami saya yang pecinta kopi, rasanya juga top markotop! Apalagi kopi memang cocok untuk teman membaca buku.

So, tempat ini definitely recommended untuk dikunjungi dan kalau kamu ke sana jangan lupa siapkan space memori yang cukup di smartphone kamu. Karena saya jamin deh, kamu pasti excited untuk foto-foto di sana. Buat kamu yang ingin kesana, The Reading Room Kemang ada di Jalan Kemang Timur No.57 A-B, RT.6/RW.3, Bangka, Kec. Mampang Perapatan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12730. Selamat menikmati resto rasa perpus ya!

Author: Estisisme

ESTI MARYANTI IPAENIM | Working Mom who's busy creating content. Magister of Art & Literature from Nanjing Normal University China | Neuroscience enthusiast| Government TV Broadcaster

Leave a comment